loading...
loading...
Langkah pertama yang harus dipersiapan untuk menjalankan budidaya belut adalah sarana untuk budidaya belut. Sebenarnya ada begitu banyak pilihan sarana atau tempat budidaya belut dan semuanya pun memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Tapi berikut ini sarana budidaya belut yang paling umum digunakan:
Sarana ternak belut yang pertama adalah menggunakan kolam terpal. Ketika ingin menggunakan terpal, pastikan ukuran terpal yang akan gunakan tersebut sudah disesuaikan dengan jumlah belut yang akan dibudidayakan. Ukuran idealnya adalah sekitar 50-100 ekor/meter persegi.
Media kolam terpal ini juga membutuhkan bahan organik berupa tanah dan kedebog pisang. Bahan tersebut digunakan untuk dijadikan sebagai penyangga kolam terpal yang sangat kuat agar tidak jebol. Tidak hanya itu, bahan organik itu juga akan digunakan oleh belut sebagai tempat berlindung atau membenamkan dirinya dan juga sebagai santapan tambahan si belut.
Selain menggunakan kolam terpal, juga bisa menggunakan tong/drum sebagai sarana budidaya belut. Berikut cara pembuatan kolam tong untuk belut:
- Bersihkan tong/drum hingga bersih, terutama pada bagian dalamnya
- Buatlah lubang memanjang pada satu sisi bagian tengah atas drum.
- Tempatkan drum/tong tersebut di bagian tanah yang datar dan jangan lupa untuk memberi pengganjal pada kanan dan kiri agar drum tersebut tidak terguling
- Jangan sampai melewatkan untuk membuat saluran pembuangan di bagian bawah tong
- Sebagai tambahan, juga bisa membuat peneduh dari sinar matahari agar belut tidak kepanasan.
Media terbaik untuk berternak di kolam dan drum adalah lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Dalam hal meletakkannya pun harus diatur, mulai dari bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm, lalu di atas jerami disirami oleh 1 liter mikroorganisme starter. Selanjutnya, harus memberikan kompos setinggi 5 cm, media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur oleh pupuk TPS sebanyak 5kg.
Karena belut tetap membutuhkan air, maka dalam budidayanya, harus menambahkan air hingga ketinggian 15 cm dari media teratas tempat budidaya belut tersebut. Juga bisa menanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut dengan perhitungan eceng gondok tersebut menutupi ¾ besar kolam.
Setelah mempersiapkan tempatnya, cara budidaya belut selanjutnya adalah untuk memilih benih atau bibit belutnya. Mulai dari bibit belut sawah, belut rawa, belut muara kali, dan belut super. Dari sekian jumlah bibit belut yang bisa dipilih, ada beberapa hal yang harus di perhatikan, antara lain:
Pilih bibit belut yang bebas luka. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih benih belut adalah memilih bibit belut yang bebas dari luka. Baik luka akibat gesekan karena benda kasar atau penyakit. Hal ini dilakukan agar belut tersebut tidak menularkan bibit penyakit ke belut yang sehat.
Tidak Lemas saat Dipegang. Pastikan bibit belut yang pilih untuk dibudidayakan tidak lembek, karena belut yang sehat memiliki tubuh yang keras.
Usahakan agar ukuran Bibit Seragam. Hal ini juga penting dilakukan, karena dengan ukuran yang sama biasanya tidak akan ada yang mendominasi ketika diberi makan. Kalau menemukan ukuran belut yang besar, sebaiknya dipisahkan agar belut yang kecil tidak lambat pertumbuhannya. Ada baiknya juga menyortir ukuran belut tersebut 3 minggu sekali.
Perawatan belut yang dibudidayakan di dalam tong cenderung lebih mudah dipantau dibandingkan dengan budidaya dengan kolam. Karena ukuran atau sarana yang lebih kecil. Tetapi ada hal yang sama-sama harus diperhatikan dalam hal memberikan perawatan pada belut, seperti:
Tidak ada ketentuan pasti dalam jumlah pemberian makanan dalam budidaya belut. Tapi sebaiknya memberikan pakan tersebut sekitar 5% dari jumlah bibit yang sudah ditebar. Pakan belut tersebut baiknya terdiri dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, serta cacahan keong mas/bekicot. Pemberian pakan ini dilakukan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar di kolam. Pemberian makanan ini juga sebaiknya dilakukan pada sore hari untuk menyesuaikan rutinitas belut ketika makan di alam bebas.
Pengaturan air juga menjadi hal yang sangat penting dilakukan agar belut yang dibudidayakan tetap sehat dan jauh dari penyakit. Pengaturan air biasanya dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih ke dalam tong atau kolam agar sisa-sisa makanan tidak menumpuk dan menjadi bibit penyakit. Bisa menggunakan paralon sebagai media alirannya. Selain dilakukan untuk membersihkan sisa makanan, pengaturan air ini juga bisa memberikan manfaat penambahan oksigen untuk belut.
Dalam pengaturan air, juga harus memperhatikan dan menjaga suhu optimalnya, yakni sekitar 26-28 Celcius. Khusus untuk peternak yang tinggal di daerah panas(seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi), bisa menjaga suhu air tersebut dalam angka 29-32 Celcius. Untuk wilayah tersebut, juga perlu membuat hujan buatan agar bisa mendapatkan suhu air yang ideal.
Bisa memberikan EM4 untuk membantu menetralkan sisa-sisa pakan belut dan mengurangi bau yang dihasilkan dari makanan tersebut. EM4 ini bisa diberikan 2-3 kali satu hari dengan dosis ½ sendok makan untuk 1 liter air.
Perlu diingat pula, selain pakan ternak bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa akan sering terjadi di dalam kolam. Perubahan ini biasanya akan terlihat secara fisik yakni air akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya adalah karena tingginya kadar amonia seiring dengan penumpukan sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Jika dibiarkan, maka belut-belut tersebut akan cepat mati.
Perawatan di sekitar kolam juga harus diperhatikan guna melindungi kolam tersebut dari kontaminasi lingkuang luar seperti hewan pemangsa, contohnya ayam, kucing, ular, dan lumut yang bisa menghambat perkembangan belut. Jika di kolam tersebut ada tanaman air, pastikan merawat kesehatan tanaman air tersebut. Tanaman air ini diperlukan untuk membantu belut untuk melindungi dirinya dari kepanasan.
loading...
+ komentar + 1 komentar
Apakah anatara pakan & hasil jual keuntungannya lumayan gan?
Perbandingan modal, waktu dan kruntungan bersih brp?
Post a Comment