Alasan Kenapa Gagal Menabung

loading...
loading...

Mengapa Kita Susah Menabung

Memang benar uang bukan segalanya, tapi tanpa uang, banyak hal tidak dapat berjalan. Uang bukan segalanya, tetapi banyak hal butuh uang. Ini menjadi pengingat kita agar kita dapat menjadi lebih bijak ketika kita memiliki uang. Ya, dengan menabung.Menabung bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak orang mengaku kesulitan menabung karena punya kebiasaan mengatur keuangan buruk. Umumnya karena masih terpengaruh “gaya hidup” lebih penting daripada menabung.

Tabungan, menurut teori klasik (teori yang dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo, dll) adalah fungsi dari bunga, makin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan.

Beberapa alasan kenapa orang sering gagal dalam menabung
Umumnya agar keuangan lebih baik, gaji/pendapatan bulanan harus langsung disisihkan sebesar 30 persen untuk tabungan, baru sisanya digunakan untuk berbagai kebutuhan. Agar hal tersebut dapat diterapkan sebaik mungkin, ada beberapa alasan yang harus diubah agar rencana menabung tidak terganggu, di antaranya adalah sebagai berikut:


Anda mungkin adalah seseorang yang bisa dibilang “gaul” untuk ukuran masyarakat urban. Selain untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pendapatan yang Anda terima juga digunakan untuk memenuhi kebiasaan nongkrong dengan teman secara rutin. Kebutuhan sosial seperti nongkrong memang perlu untuk menghindarkan Anda dari stres kegiatan sehari-hari. Kebiasaan ini sering kali mengambil cukup besar porsi pada gaji/pendapatan bulanan Anda. Oleh karena itu, gaya hidup demikian perlu disiasati sebaik mungkin. Tak perlu sampai meniadakan kebutuhan bersosialisasi, tapi akan lebih baik jika kebiasaan ini bisa ditekan.


Menabung sering dinomorduakan. Risiko gagal menabung akan lebih besar jika Anda menerapkan skema menunda ini. Untuk mengatasi kebiasaan ini, Anda bisa menerapkan trik “paksaan” pada keuangan Anda. Misalnya dengan langsung memotong upah yang Anda terima baik upah/ pendapatan harian atau bulanan dengan kebutuhan tabungan. Dengan demikian, Anda tak diberi kesempatan menunda tabungan untuk hal lain-lain.


Anda mungkin memegang prinsip hidup yang “melakukan apapun yang diinginkan sekarang”, seakan hidup hanya berakhir pada hari ini. Rejeki hari/bulan ini ya untuk hari/ bulan ini, kedepannya gampang “bagaimana nanti”, bukannya “Nanti Bagaimana?”. Masih ada hari esok, minggu depan bahkan bertahun-tahun mendatang. Di masa depan, Anda tak akan tahu bagaimana tren pemenuhan kebutuhan hidup yang ada. Bisa saja peluang untuk mempersiapkannya hanya datang saat ini.

Untuk mengubah stigma tersebut, cobalah untuk membuat tujuan yang lebih besar di masa depan dari pada hanya mencari kepuasaan di masa sekarang. Dengan mencanangkan target di masa depan, supaya lebih termotivasi untuk menabung.

Hal ini sering kali menjadi ketakutan banyak orang. Dengan tidak menabung saja kurang, apalagi jika harus memotong pendapatan untuk ditabung, pasti akan jauh lebih kurang. Apalagi mengingat kebutuhan hidup yang tak murah, belum lagi jika harus diberatkan oleh segala macam cicilan. Alhasil, Anda akan menanamkan dalam-dalam stigma pemenuhan kebutuhan harian tanpa menyematkan pos untuk tabungan. Jika hal ini terjadi pada Anda, mengubah gaya hidup bisa jadi solusi. Dengan memangkas pengeluaran-pengeluaran tak esensial lalu menggantinya dengan pos tabungan.

Menjadi dermawan memang sudah sepatutnya. Namun, Anda juga perlu melihat kondisi keuangan sendiri. Jangan sampai Anda justru menggadaikan masa depan dengan tidak menabung karena Anda terlalu royal. Uang memang dibutuhkan bagi mereka yang tak seberuntung Anda. Namun, tak ada salahnya Anda menyesuaikan kedermawanan setelah memenuhi kebutuhan tabungan.

Mereka yang kesulitan menabung biasanya tidak memiliki target dan tujuan finansial di masa depan. Oleh karena itu mencanangkan target-target dan tujuan yang ingin dicapai di masa depan adalah hal yang paling esensial untuk menabung. Cobalah untuk tanamkan dalam-dalam ide untuk target di masa depan ke dalam benak Anda, agar menabung bukan lagi sebagai kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan.

Motivasi akan menentukan berhasil atau tidaknya Anda menabung. Secara tekad dan perbuatan mungkin Anda sudah bisa menjalankannya dengan baik. Setiap pos keuangan termasuk tabungan sudah bisa Anda penuhi dengan baik, dan hidup berjalan baik-baik saja.

Namun, tak ada yang bisa meramalkan dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan. Anda mungkin sudah memperkirakan dan menghitung segala hal dengan baik. Namun, bisa saja satu kali nasib kurang mujur menimpa Anda. Misalnya Anda harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar ketika Anda sakit atau ditilang polisi, pernikahan dll. Sebab inilah salah satu fungsi dari tabungan, mengatasi hal-hal yang tak terduga. Tetaplah menjaga motivasi untuk menabung meski tengah dihantam hal-hal seperti itu.


Kebiasaan Anda mencerminkan seberapa berkualitas hidup yang Anda jalani. Mengubah kebiasaan buruk menjadi baik tak bisa dilakukan hanya dalam satu malam. Hal ini membutuhkan proses panjang dan konsistensi yang baik. Jika ingin memiliki kebiasaan baik dalam menabung, Anda perlu memulainya sedari awal. Perlahan tak apa, asalkan konsisten
  


Arikel Lain:
Cara Membuat Pupuk Dari Garam
Resep Seblak Nikmat
Manfaat Daun Kelor

loading...

Related product you might see:

Share this product :

+ komentar + 1 komentar

Anonymous
July 25, 2020 at 6:02 PM

Klo pndapatan lebih bsr dr pengeluaran pokok psti bisa nabung

Post a Comment

 
Team created : Copyright © 2020. YOUTHECC - All Rights Reserved
close